Istilah PLB masih sangat asing di telinga masyarakat awam pada umumnya.
Kebanyakan dari mereka bertanya, Apa sich PLB itu?? Terus program kedepannya
bagaimana?? secara tidak langsung kata "PLB" masih belum banyak orang
yang mengerti bahkan kata tersebut mereka baru dengar. Memang, PLB itu berkaitan
dengan Anak Berkebutuhan Khusus. Dari waktu ke waktu istilah anak cacat sudah
berkembang menjadi istilah yang lebih halus dan signifikan dari sebelumnya,
yaitu : Anak Berkebutuhan Khusus, yang
lebih dikenal dalam bahasa ke PLBannya adalah ABK. Dari istilah
tersebut kita bisa mengetahui tentang apa pengertian, penyebab dan
klasifikasi dari Anak Berkebutuhan Khusus.
Menurut saya, Anak Berkebutuhan Khusus itu adalah individu yang mengalami
kelebihan atau kekurangan, sehingga mengalami hambatan untuk itu diperlukan
layanan khusus agar dapat tumbuh kembang secara optimal. Untuk faktor penyebab
anak menjadi cacat di bagi dalam 3 faktor, antara klasifikasi Anak Berkebutuhan
Khusus itu sama, yaitu : faktor pra natal, natal dan pre natal. Klasifikasi
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia ada 6, yaitu : Tunanetra,
Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras dan Anak Berbakat. Dari setiap
klasifikasi tersebut, Anak Berkebutuhan Khusus diharapkan dapat memperoleh
pendidikan yang layak seperti anak normal pada umumnya. Anak tersebut bisa di
sekolahkan di SLB ataupun di sekolah reguler yang dikenal dengan istilah
Pendidikan Inklusif. Anak Tunanetra bisa sekolah di SLB A, Tunarungu di SLB B,
Tunagrahita di SLB C, Tunadaksa di SLB D, Tunalaras di SLB E dan Anak Berbakat
di SLB F. Untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang mempunyai intelegent (IQ) sama
dengan anak normal pada umumnya bisa sekolah di sekolah reguler, program
tersebut disebut dengan Pendidikan Inklusif.
Anak yang lahir dalam kondisi cacat masih dianggap aib bagi sebagian orang,
tak segan-segan ada orang tua yang tega mengisolasikan anaknya di dalam
kamar. Sungguh itu tidak berperikemanusiaan, karena lahirnya seorang anak
adalah anugerah bagi keluarganya. Dengan melihat kondisi anak
seperti itu, seharusnya orang tua bisa mendidik dan merawatnya dengan baik,
ikhlas dan sabar karena dari situ lah anak bisa memiliki potensi tersendiri dan
bukan tidak mungkin suatu saat nanti potensi yang dimiliki anak bisa membuat
orang tua tersenyum bahagia karena prestasi yang di raihnya. Bukan menganggap
itu adalah anugerah yang tidak diinginkan, secara tidak langsung anak akan
mengalami keterpurukan dalam kejiwaannya.
Seperti apa pun kondisinya, anak tetap menjadi anugerah yang terindah yang
diberikan Allah kepada manusia, karena setiap anak memilki perbedaan baik segi
fisik, potensi, kemampuan, dan masih banyak lagi. Untuk itu jangan menganggap
remeh orang karena diri kita ini belum tentu menjadi individu yang paling
benar dan mulia di sisi Allah. Tidak ada yang mustahil untuk kita dapatkan,
keterbatasan yang anak miliki bukanlah pembatas dan halangan bagi anak untuk
menatap masa depan yang cerah. Masa depan yang cerah hanya akan anak milii jika
orang tua mampu menjadi orang tua yang tegar dan pantang menyerah dalam
mendidik dan membimbing anak.
No comments:
Post a Comment